Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

141014

07:21 PM Kemarin aku sedang berada ditengah danau yang sangat luas dan angker tepat jam segini. Kali ini tour ku turun bukit, sebrangi perairan, panas panasan, lari larian, dipecut, sembunyian sembunyian dan sembahyang. Trunyan destinasiku kali ini, berbekal tas gelendotan berisi camera pocket pinjaman, power bank pinjaman, roti dapat minta, air bawa dari rumah, canang, dupa, obat obatan, permen, 2 handphone, dan tentunya duit alias dompet isi uang dan kartu nama serta KTP jaga jaga kalau aku hilang atau di culik pribumi. Desa Bali Mula ini sudah bisa dijangkau dari darat meskipun sudah ada jalan daratnya namun kadang macet atau pohon tumbang, lewat air alias Danau Batur, biayanya asu i gilak mahal banget lebih mayah dari biaya Bali Jakarta naik Lion Air. Perboat bisa sampai + 400K , itu naik boat lewat Pelabuhan Kedisan. Itupun belum ditambah isi palak memalak tengah danau, dulu sih dibilang ada gituan oleh Babinsa nya dan kini sudah tak ada lagi. Syukurnya pas perjalananku tak

07102014

Besok ada hari Rabu, iya pasti Rabu karena hari ini adalah hari Selasa. Besok adalah hari spesial bagi alam semesta, iya karena aku akan menikah. Ahhh? Menikah? Opssst salah ketik Besok adalah hari raya Pagerwesi, apakah itu? PAGERWESI adalah pagar besi dimana anak anak sekolah di Bali libur, karena pagar besinya di tutup, hahhaa kira kira begitu analisih ala orang yang sedang mendalami ilmu keagamaan namun tak pernah baca buku ataupun bertanya ke mbah google tentang hari raya umat Hindu. Sebenarnya aku tak sedang ingin membahas itu, sejujurnya aku rindu suasana kota tempat ku memperoleh gelar sarjanaku, Kota Singaraja. Hari ini biasa disebut penampahan Pagerwesi dimana anak kost akan main ke rumah temennya yang asli Singaraja dan beragama Hindu, karena disana akan ada banyak makan gratis hahaha... Yaa cuma mau nulis itu saja sih..terimakasih untuk para sahabat yang pernah merayakan Pagerwesi dan mengundang anak kost seperti saya untuk makan gratis hahaa...

Suatu Tempat

Dalam ruang ada sebuah asa Perjalanan jauh ku lalui Menuju sebuah ketidaknyaman baru Aku tidak takut, untuk berjuang ditempat yang tak nyaman itu Aku cuma tak kuat melihat ketika ratusan pasang mata meneteskan air matanya karena kepergianku