Lecir dan Hutannya


aku ingin berbagi lewat cerita, tentang dia. Seorang bocah yang berasal dari dusun kecil di sebuah desa, Lecir itu panggilannya. Bapak dan Ibunya telah lama meninggal dunia akibat kecelakaan, bukan kecelakaan di jalan raya, namun saat mereka mencari kayu bakar berdua di tengah hutan, tepat saat itu umur Lecir baru 3 hari. Lecir saat itu di asuh oleh neneknya, betapa terkejutnya warga melihat dua mayat tergeletak lemas di bawah pohon besar. Iya mereka tertimpa pohon yang tumbang.
Kini umur Lecir sudah 16 tahun, belum pernah mengenal yang nama nya pendidikan.
Aku bertemu dengannya ketika aku melepas penatku dan memutuskan untuk menjelajah Hutan di dekat desaku, iya aku seorang Guru Matematika yang suka menjelajah alam, dan belajar dari alam, tidak lain karena aku cinta akan alam yang di ciptakan sangat sempurna oleh Tuhan.
Perkenalan kami tidak disengaja, ketika itu aku sedang asik mengamati sebuah air terjun mini yang tak pernah terjamah manusia, mungkin cukup seram kalau duduk sendiri di tengah hutan begini.

Aku putuskan untuk melajutkan perjalanannku, menuju sebuah pohon besar yang cukup menarik perhatianku, itu pohon beringin yang kurang lebih umurnya sudah lebih tua dari aku.
Pohon itu tidak jauh dari Air terjun mini itu, akarnya pun ada yang menjalar sampai ke sana.

Terkejut sangat aku ketika melihat sesosok mahluk sedang mendengkur di atas pohon itu, aku kira itu mahluk halus, namun setelah mendekat itu ternyata manusia.

Aku tak berani mengganggunya, namun ketika aku mau melangkah maju menuju jalan setapak yang entah akan membawaku kemana, orang itu berteriak. Teriakkanya sih gak kayak di film Tarzan gitu, cuma ya kalau di tengah hutan gitu teriak, ya bikin terkejut dan mengema juga lah.
akhirnya kami berkenalan, dan mengobrol panjang lebar.
Nenek yang mengasuhnya sejak kecil sudah meninggal, dan di kubur tepat di bawah pohon beringin itu. Lecir juga tahu orang tua nya terbunuh oleh pohon besar, hebatnya dia tidak dendam dengan pohon, malah dia menyayangi semua pohon yang ada disana.
Bagiku si Lecir ini hebat, iya bisa bertahan hidup di dalam hutan dari umur 4 tahun ketika neneknya meninggal, neneknya pun meninggal dia tidak tahu. Lecir pikir neneknya tidur karena kecapekan di tengah hutan dan bersandar di batang pohon beringin itu. Sampai neneknya tidak bangun 2 kali berganti hari Lecir baru tahu kalau neneknya telah tiada, dan karena tidak tahun jalan kembali ke desa Lecir mengubur neneknya di bawah akar akar pohon beringin.Sampai lah saat ini umur lecir 16 tahun, itu kau tahu karena dia bercerita dia memakai sebuah kalung lusung dan berisi tanggal, mungkin itu tanggal lahirnya dia, 4 Juni 1998.
Lecir tidak bisa membaca maupun menulis, namun hebatnya dia tahu cara menghargai alam, tahu cara berterimakasih kepada alam, bayangkan anak 4 tahun bisa hidup ditengh hutan sampai saat ini umurnya 16 tahun. Kalian pasti bertanya kisah ini hanya atau tidak?
iya tentu tidak nyata, bagi mereka yang biasa hidup mewah dan suka acuh kepada alam.
Lecir setiap hari nya makan buah yang dimakan oleh hewan, jadi kalau hewan bisa makan itu buah artinya itu aman bagi hidupnya dia.
Lecir makan daun dan ulat serta serangga kecil.
Mandi dan minum di sungai dekat pohon berngin itu, dia tidak pernah pergi jauh dari pohon itu, karena dia masih marasa nenek nya ada disana.
dia pergi jauh ke tengah hutan hanya untuk mengecek tidak ada pohon yang tumbang dan masuk ke sunggai karena itu bisa membuat sungainya kotor.
Bagaimana pakaiannya?
haha... dia telanjang? mybe terlihat telanjang, karena daun daun yang dia pakai menutupi badannya robek dan tidak menyatu dengan utuh, maklum dia tidak pernah mendapatkan pendidikan untuk merangkai pakaian, karena dia belajar dari alam, dan hewan yang tidak memakai pakaian.
Lecir mengatakan kepadaku, " aku senang hidup di alam, alam adalah orang tuaku yang mengajarkan banyak hal, lebih banyak hal positif yang aku dapat dari alam, dan jauh dari manusia yang suka merusak alam"
iya Lecir pernah melihat manusia, yang berburu ke tengah hutan, Lecir marah ketika burung yang sudah sekian lama menemani Lecir ditembaki, dia bilang benda itu mirib tombak dan suaranya keras sekali, tentu itu ada senapan pikirku.
pantas saja Lecir bilang manusia suka merusak alam, aku jelaskan tidak semua manusia seperti itu, tapi kalau ada manusia seperti itu kamu boleh saja menguburnya disamping makan nenek mu
hahaha...
kami tertawa, iya aku serius biar mereka tidak merusak alam lagi.

aku setuju saja kalau, orang yang merusak alam itu di bunuh saja, tak apa dikubur ditengah hutan biar menjadi rabuk organik hahaha
daripada cuma menangkap mereka, dan dilepas dan lagi merusak hutan. mending bunuh saja mereka dari pada mengorbankan alam yang akan dirusak lagi oleh mereka.

tapi hebatnya Lecir marah dengan gaya yang keren, dia melempar pemburu itu dengan buah kelapa, dan lumayan bikin pemburu itu kocar kacir karena sembari melempar si Lecir berteriak layaknya raja di tengah hutan.
jangan pikirkan cerita ini nyata atau tidak, tapi pikirkan pesan yang Lecir sampaikan.
Sekian-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Serombotan Makanan Khas Klungkung

Guru Boleh Telat, Kenapa Siswa Tidak Boleh Telat?

Nyepi dan Secuil Kotorannya yang Perlu di Bersihkan #EarthHour #SaveBALI #SaveWorld