Kaya (bukan) Materi
Sebuah percakapan singkat tentang protes seorang teman yang kaya, dan tak bisa menikmati hidupnya, karena terlalu sibuk mengejar apa yang dia tidak bisa dibawa mati.
Kamu jadi guru kerjaannya bersosial saja, ke alam lah
penghijauan, kelautlah nerumbu karang..kini buka les free buat anak anak kotor
yang gak mampu bayar
Lah kapan kamu kaya pak guru?
Kaya? Haha aku sudah kaya kok
Cuma kaya dari sudut pandang bukan uang atau materi.
Beli mobil seharga 800juta-an aku sudah mampu kokengan tabunganku, cuma apa gunanya
mobil mahal itu kalau alam dan orang disekitar kita yang lagi butuh bantuan
gak bisa kita bantu karena sedang sibuk memutar setir mobil mahal itu.
Lah segalanya kan butuh uang, bantu mereka juga perlu uang
kan?
Iya memang perlu tapi tak perlu jadi kaya materi dulu baru
bantu alam dan orang yang gak mampu kan?
Aku nanam pohon toh bibitnya dari alam juga, gratis
kok..cuma pas Makan aja gak gratis, ya nanam 3K pohon cuma butuh makan sekali
kok. Lelah juga gak karena aku dibantu oleh orang tua yang anak anak nya aku
kasi bimbingan belajar secara gratis semasih aku bisa bantu mereka untuk jadi
pintar kenapa tidak?
Iya memang, tapi bagaimana dengan masa depanmu? Kalau kamu
tak memikirkan materi?
Masa depan? Ya siapa tahu itu kan yang tahu cuma Tuhan, apa
yg bisa aku lakuin hari ini ya aku kerjakan maksimal hari ini, tentu aku
optimis suatu saat nanti aku bisa membantu lebih banyak orang dan alam
disekitarku.
Terus tanpa uang bisa kamu bantu mereka?
Secara logika sih tidak,aku juga sadar untuk semua itu butuh
uang.
Tapi entah kenapa disetiap langkahku berbagi ada saja
syukurTuhan yang tidak bisa aku tolak, dan selalu menemani disetiap langkahku, Lah nikmat Tuhan mana yang bisa aku tidak syukuri?
Jadi kamu sudah bersyukur dengan hidupmu saat ini?
Ya jelas bersyukur isi banget malah.
Aku masih tidak bisa mengerti dengan cara mu menikmati
hidupmu, kamu bisa merasa bahagia meskipun kemana kemana cuma naik motor butut,
lah temenmu semua rata-rata bawa mobil.
Iya, cara orang nikmatin hidup kan beda beda, mungkin dengan
naik mobil mereka merasa keren meskipun emisi dan bahan bakar yang mereka
gunakan banyak menyumbang polusi udara yg anak anak hirup. Masalah butut atau gak nya sebuah kendaraan bukan halangan
untuk sampai ditujuan, masalah utama nya adalah gengsi semata dan gak bersyukur
dengan apa yg kita punya..
Oke intinya bersyukur dan berbagi kan?
Iya bersyukur dan berbagi, sebanyak apapun uang atau semewah
apapun kendaraanmu kalau belum bisa bersyukur it's all nothing dan berasa belum
kaya secara materi.
Tentu kalau kita sudah mampu bersyukur, alangkah nikmatnya
syukur itu kita bagi dengan alam lingkungan dan orang disekitar kita
Komentar
Posting Komentar